Wonogiri kaya akan wisata ritual, karena menurut sejarahnya
wonogiri didirikan oleh RM. Said (Pangeran Sambernyowo/Mangkunegoro I)
Salah satu petilasan RM.Said adalah Dlepih/Khayangan yang terletak di Kecamatan Tirtomoyo kurang lebih 25 Km arak ke selatan Kota Wonogiri, sebagai wisata ritual banyak dikunjungi orang untuk meditasi dan ngalab berkah pada malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon.
Salah satu petilasan RM.Said adalah Dlepih/Khayangan yang terletak di Kecamatan Tirtomoyo kurang lebih 25 Km arak ke selatan Kota Wonogiri, sebagai wisata ritual banyak dikunjungi orang untuk meditasi dan ngalab berkah pada malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon.
Berdasar cuplikan Babad tanah Jawa yang diceriterakan oleh
KRT Wignyo Subroto, RM Ng Cipto Budoyo dan RM Ng Sastro Purnomo BA,
ketiga-tiganya adalah pejabat Kawedanan Hageng Punokawan Widya Budaya yang
membidani adat dan kebudayaan keratonkasultanan Yogyakarta, bahwa mengenai
latar belakang Hutan Kahyangan Dlepih dikeramatkan adalah sebagai berikut.
Kahyangan pernah digunakan untuk bertapa bagi sunan Kalijaga (salah satu wali
sembilan), Raden Danang sutawijaya (putra angkat Sri sultan Hadiwijaya di
Pajang), Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Hanyokrokusumao), pngeran Mangkubumi
(Sri Sultan Hamengkubuwono I).
Obyek wisata ini tepatnya terletak di desa Dlepih Kecamatan
Titromoyo, berjarak 50 km arah tenggara dari Kota Wonogiri. Sampai
sekarang tempat ini dikeramatkan oleh Kasultanan Yogyakarta, terbukti setiap 8
tahun (sewindu) sekali di adakan upacara Labuhan Ageng.
Begitu pula
pada malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon setiap bulan Suro, Pemerintah kabupaten Wonogiri
mengadakan upacara Sedekah Bumi, di lanjutkan pagelaran Wayang Kulit semalam
suntuk. Upacara tersebut adalah sebagai wujud terima kasih dan doa rakyat
Wonogiri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu diberi keselamatan dan
ketenteraman.
0 komentar:
Posting Komentar